Kamis, 12 Agustus 2010

JURNAL PI

ABSTRAKSI

RIFKY GUSMA , 20206822
FLUKTUASI ANALISIS PENGARUH KURS MATA UANG ASING (US DOLLAR, Poundsterling, Franc Swiss) INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN ATAS (IHSG) DI BURSA SAHAM INDONESIA
PI Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2010
Kata kunci: Komposit Harga, Penjualan Dan Efek, Beli Mata Uang US Dollar, Poundsterling dan Swiss Franc terhadap Rupiah.
(X + 55 + 4)


Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga mengandung risiko. Ukuran risiko di pasar saham dipengaruhi oleh keadaan negara khususnya di bidang ekonomi, politik dan sosial. Salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham adalah nilai tukar. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nilai tukar dolar AS, poundsterling Inggris dan franc Swiss terhadap naik turunnya Indeks Harga Saham Gabungan.
Dalam penulisan ilmiah ini penulis bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan dan pengaruh fluktuasi nilai tukar mata uang asing terhadap IHSG yang juga berfluktuasi. Penulis menggunakan data penjualan IHSG dan nilai tukar US Dollar, Pound Sterling dan Swiss Franc terhadpa Rupiah mulai pada tanggal 1 Juni 2009 sampai dengan 5 Juni 2009. Metode yang digunakan adalah metode Regresi Linier Berganda dengan menggunakan SPSS. Berdasarkan metode perhitungan dapat diketahui Regresi kurs jual model Y = 5663.860 to 0.425 X1 - 0,009 X2 + 0,091 X3, dengan analisis diperoleh Koefisien Korelasi r = 1 dan analisis koefisien determinasi r2 = 1 atau 100%. Untuk bertukar Beli punya Y = 5667.688 to 0.430 X1 - 0,009 X2 + 0,093 X3, dengan analisis diperoleh Koefisien Korelasi r = 1 dan analisis koefisien determinasi r2 = 1 atau 100%.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa nilai tukar US Dollar, British Pound, dan Swiss Franc berpengaruh tehadap Indeks Harga Saham Gabungan. Tiga variabel independen, nilai tukar US Dollar, British Pound, dan Franc Swisss merupakan variabel dominan yang mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan.


Bibliografi (2001 - 2006)


PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada saat ini terjadi globalisasi di bidang ekonomi, sebagai contoh menyebabkan berkembangnya sistem perekonomian ke arah yang lebih terbuka antar Negara. Perekonomian terbuka inilah yang membawa suatu dampak yaitu terjadinya perdagangan internasional antar negara-negara di dunia. Dengan adanya perdagangan internasional maka akan datang masalah baru yakni perbedaan mata uang yang digunakan oleh negara-negara yang bersangkutan. Akibat adanya perbedaan mata uang yang digunakan baik di negara yang menjadi pengimpor maupun pengekspor maka menimbulkan suatu perbedaan nilai tukar mata uang (kurs), oleh karena itu diperlukan penukaran mata uang antar Negara. Perbedaan nilai tukar mata uang suatu negara (kurs) pada prinsipnya ditentukan oleh besarnya permintaan dan penawaran mata uang tersebut. Kurs dapat dijadikan alat untuk mengukur kondisi perekonomian suatu negara. Pertumbuhan nilai mata uang yang stabil menunjukkan bahwa negara tersebut memiliki kondisi ekonomi yang relatif baik atau stabil.

Pada bulan Agustus 1997 di Indonesia terjadi krisis keuangan yang ditandai oleh krisis nilai tukar, ini menyebabkan nilai rupiah mengalami penurunan yang sangat drastis sehingga membuat kondisi ekonomi Indonesia melemah. Ini merupakan suatu kejadian dimana krisis nilai tukar menjadi pemicu krisis ekonomi secara keseluruhan.

Fluktuasi nilai tukar ini bagi sebagian orang dianggap sebagai salah satu penyebab terjadinya krisis ekonomi di Indonesia. Ketidakstabilan nilai tukar ini mempengaruhi pasar modal atau investasi dan perdagangan internasional.

Di Indonesia saat ini, pasar modal mengalami perkembangan yang sangat pesat.

Kegiatan investasi di bursa efek dan perdagangan efek sudah semakin ramai. Terbukti jumlah saham yang beredar pada tanggal 19 Maret 2009 Rp 1,193 Triliun dan Indeks Harga Saham Gabungan di level 1341,603 (www.vibiznews.com ).

Pada tanggal 22 Mei 1995 diterapkan otorisasi system perdagangan di Bursa Efek Jakarta yang dikenal dengan JATS (The Jakarta Automated Trading System) yang memungkinkan dilakukannya transaksi harian sebanyak 200.000 kali dibandingkan dengan system lama yang hanya mencapai 3.800 transaksi perhari.

Disamping hal tersebut penguatan rupiah terhadap mata uang asing dari tahun 1998 sampai sekarang. Pada saat krisis moneter (1998) US Dollar berada pada kisaran Rp 9000an/$ dan saat ini mencapai Rp 12000an/$. Atas hal tersebutlah yang mendorong penulis untuk mengambil judul “ Analisi Pengaruh Fluktuasi kurs valuta asing (US Dollar, Poundsterling Inggris, dan Franc Swiss ) terhadap Index Harga Saham Gabungan ( IHSG) di Bursa Efek Indonesia .”


Rangkuman Hasil Penelitian

4.4.1 Berdasarkan Kurs Jual

Tabel 4.3.1

Rangkuman hasil penelitian

Periode 1 Juni 2009 s/d 5 Juni 2009

Keterangan

Hasil Perhitungan

Persamaan Regresi

Linier Berganda

Y = 5663,860 – 0.425X1 – 0,009X2 + 0.091X3

Koefisien Korelasi

1

Koefisien Determinasi

1 atau 100%

Berdasarkan Kurs Jual

1. Dari hasil analisis persamaan regresi linier berganda didapat nilai a sebesar 5663,860 yang berarti jika mata uang US Dollar, Poundsterling, dan Franc Swiss tidak mengalami kenaikan atau penurunan maka nilai IHSG bernilai 5663,860. Dengan nilai b1 sebesar – 0.425 yang berarti setiap kenaikan sebesar 1 US Dollar maka akan mempengaruhi penurunan IHSG sebesar 0,425 dengan asumsi nilai X2 dan X3 konstan. Dengan nilai b2 sebesar – 0,009 yang berarti setiap kenaikan 1 Poundsterling maka akan mempengaruhi penurunan IHSG sebesar 0,009 dengan asumsi nilai X1 dan X3 konstan. Dengan nilai b3 sebesar + 0,091 maka setiap kenaikan 1 Franc Swiss akan mempengaruhi kenaikan IHSG 0,091 dengan asumsi X1 dan X2 konstan.

2. Dari hasil koefisien korelasi sebesar 1 berarti hubungan antara US Dollar, Poundsterling, Franc Swiss terhadap IHSG dinyatakan 1 (satu) yang berarti hubungan ketiga variable tersebut kuat dan searah. Jadi setiap perubahan Kurs Valuta Asing hampir diikuti dengan perubahan nilai IHSG. Sementara dari hasil koefisien determinasi sebesar 1 atau 100% adalah pengaruh US Dollar, Poundsterling, dan Franc Swiss terhadap rupiah mempengaruhi perubahan nilai IHSG 100%, yang artinya perubahan nilai Kurs Valuta Asing mempengaruhi nilai IHSG sepenuhnya.

4.4.2 Berdasarkan Kurs Beli

Tabel 4.3.2

Rangkuman hasil penelitian

Periode 1 Juni 2009 s/d 5 Juni 2009

Keterangan

Hasil Perhitungan

Persamaan Regresi

Linier Berganda

Y = 5657,688 – 0,430X1 – 0,009X2 + 0,093X3

Koefisien Korelasi

1

Koefisien Determinasi

1 atau 100%

Berdasarkan Kurs Beli

1. Dari hasil analisis persamaan regresi linier berganda didapat nilai a sebesar 5657,688 yang berarti jika mata uang US Dollar, Poundsterling, dan Franc Swiss tidak mengalami kenaikan atau penurunan maka nilai IHSG bernilai 5657,688. Dengan nilai b1 sebesar – 0.430 yang berarti setiap kenaikan sebesar 1 US Dollar maka akan mempengaruhi penurunan IHSG sebesar 0,430 dengan asumsi nilai X2 dan X3 konstan. Dengan nilai b2 – 0,009 yang berarti setiap kenaikan 1 Poundsterling maka akan mempengaruhi penurunan IHSG sebesar 0,009 dengan asumsi nilai b1 dan b3 konstan. Dengan nilai b3 + 0,093 maka setiap kenaikan 1 Franc Swiss akan mempengaruhi kenaikan IHSG 0,093.

2. Dari hasil koefisien korelasi sebesar 1 berarti hubungan antara US Dollar, Poundsterling, Franc Swiss terhadap IHSG dinyatakan 1 (satu) yang berarti hubungan ketiga variable tersebut kuat dan searah. Jadi setiap perubahan Kurs Valuta Asing hampir diikuti dengan perubahan nilai IHSG. Sementara dari hasil koefisien determinasi sebesar 1 atau 100% adalah pengaruh US Dollar, Poundsterling, dan Franc Swiss terhadap rupiah mempengaruhi perubahan nilai IHSG 100%, yang artinya perubahan nilai Kurs Valuta Asing mempengaruhi nilai IHSG sepenuhnya.


Kesimpulan

Berdasarkan hasil rangkuman pada halaman sebelumnya , maka yang penulis simpulkan antara lain :

5.1.1 Berdasarkan Kurs Jual

1. Dari hasil pengujian analisis persamaan regresi linier berganda diperoleh nilai

Y = 5663,860 – 0.425X1 – 0,009X2 + 0.091X3

2. Dari hasil koefisien korelasi sebesar 1 berarti hubungan antara US Dollar, Poundsterling, Franc Swiss terhadap IHSG dinyatakan 1 (satu) yang berarti hubungan ketiga variable tersebut kuat dan searah. Jadi setiap perubahan Kurs Valuta Asing hampir diikuti dengan perubahan nilai IHSG. Sementara dari hasil koefisien determinasi sebesar 1 atau 100% adalah pengaruh US Dollar, Poundsterling, dan Franc Swiss terhadap rupiah mempengaruhi perubahan nilai IHSG 100%, yang artinya perubahan nilai Kurs Valuta Asing mempengaruhi nilai IHSG sepenuhnya.

5.1.2 Berdasarkan Kurs Beli

1. Dari hasil pengujian analisis persamaan regresi linier berganda didapat nilai

Y = 5657,688 – 0,430X1 – 0,009X2 + 0,093X3 karena nilai Y setelah diuji (2007.17) mendekati nilai Y sebenarnya yaitu 1.998,58

2. Dari hasil koefisien korelasi sebesar 1 berarti hubungan antara US Dollar, Poundsterling, Franc Swiss terhadap IHSG dinyatakan 1 (satu) yang berarti hubungan ketiga variable tersebut kuat dan searah. Jadi setiap perubahan Kurs Valuta Asing hampir diikuti dengan perubahan nilai IHSG. Sementara dari hasil koefisien determinasi sebesar 1 atau 100% adalah pengaruh US Dollar, Poundsterling, dan Franc Swiss terhadap rupiah mempengaruhi perubahan nilai IHSG 100%, yang artinya perubahan nilai Kurs Valuta Asing mempengaruhi nilai IHSG sepenuhnya.

5.2 Saran

Untuk para investor yang akan menanamkan modalnya pada suatu perusahaan emiten ada baiknya mengetahui terlebih dahulu latar belakang perusahaan tersebut termasuk mengetahui bagaimana laporan keuangan perusahaan tersebut dalam 2 tahun terakhir serta factor-faktor lain yang mempengaruhi harga sahamnya.


DAFTAR PUSTAKA

Denis Virzi, Modul Kursus Pasar Modal, Depok : Universitas Gunadarma, 2001.

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, edisi keenam, Jakarta : Grafindo Persada, 2002

Piji Pakarti dan Pandji Anoraga, Pengantar Pasar Modal, Semarang : Rineka Cipta, 2001.

Arif Pratisto, Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Perancangan Percobaan Dengan SPSS, Jakarta : PT.Elex Media Komputindo, 2004.

Jonathan, Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS, Yogyakarta : ANDI, 2006.

http://www.bi.go.id/web/id/

http://www.idx.co.id/MainMenu/Education/MengenalPasarModal/tabid/137/lan g/id-ID/language/id-ID/Default.aspx

http://www.vibiznews.com/knowledge/stocks/Mengenal%20Pasar%20Modal.pdf

http://kumpulan.info/informasi-kurs-valuta-asing.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_modal

http://www.bapepam.go.id/

Minggu, 16 Mei 2010

Abstraction

ABSTRACT



Rifky Gusma., 20206822
FLUCTUATION ANALYSIS OF EFFECT OF FOREIGN CURRENCY EXCHANGE RATE (U.S. DOLLARS, Poundsterling, Swiss Franc) STOCK PRICE INDEX TO COMBINED (CSPI) IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
PI Accounting Department, Faculty of Economics, University Gunadarma, 2010
Keywords: Composite Price, Selling And Exchange, and Purchase of Currencies U.S. Dollar, Poundsterling and Swiss Franc against the Rupiah.
(X + 55 + 4)


Investment through the capital markets in addition to providing results, it also contains risks. The size of the risk in the stock market is influenced by the state of the country particularly in economic, political and social. One of the factors that affect stock prices is the exchange rate. Therefore, the purpose of this study was to investigate the effect of exchange rate U.S. dollar, British pound and Swiss franc against the rise and fall of the Composite Index.
In writing this scholarly writer aims to find out how the relationship and the influence of fluctuations in foreign exchange rates against JCI which also fluctuates. The author uses data on sales of JCI and the exchange rate of U.S. Dollar, Pound Sterling and Swiss Francs terhadpa Rupiah began on June 1, 2009 until June 5, 2009. The method used is the method of Multiple Linear Regression using SPSS. Based on the calculation method can be known Regression selling rate of a model Y = 5663.860 to 0.425 X1 - 0.009 X2 + 0.091 X3, with analysis gained Correlation Coefficient r = 1 and the analysis of determination coefficient r2 = 1 or 100%. To exchange Buy got Y = 5667.688 to 0.430 X1 - 0.009 X2 + 0.093 X3, with analysis gained Correlation Coefficient r = 1 and the analysis of determination coefficient r2 = 1 or 100%.
The results of this study prove that the exchange rate of U.S. Dollar, British Pound and Swiss Franc influential tehadap Composite Stock Price Index. Three independent variables, the exchange rate of U.S. Dollar, British Pound, and Franc Swisss is the dominant variable influencing Composite Stock Price Index.


Bibliography (2001 - 2006)

DESAIN RISET

Riset yang baik perlu dirancang aktivitas dan sumberdayanya dengan baik pula.
Rancangan riset atau desain riset adalah rencana dari struktur riset yang mengarahkan proses dan hasil riset sedapat mungkin menjadi valid, objektif, efisien dan efektif.

1. Desain riset adalah perencanaan aktivitas dan waktu
2. Desain riset selalu didasarkan pada pertanyaan atau topik riset.
3. Desain riset mengarahkan ke pemilihan sumberdaya dan tipe informasi yang diperlukan.
4. Desain riset merupakan kerangka untuk menunjukkan hubungan antara variabel-veriabel yang akan diteliti.
5. Desain riset menggariskan langkah-langkah untuk setiap aktivitas riset.
(menurut Cooper dan Schindler, 2001)

Desain riset akan menggambarkan perencanaan yang akan dilakukan dalam riset dan mengacu pada masalah yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pada tahap inilah periset perlu merinci dengan detil prosedur yang diperlukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk menjawab masalah riset dan menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi pengambilan keputusan

Terdapat tiga jenis desain riset, yaitu:

  1. Eksploratori tujuan utama riset adalah untuk memperoleh pandangan yang mendalam dan menyeluruh mengenai masalah yang sebenarnya dihadapi perusahaan. Jadi informasi yang dicari sekedar untuk mengetahui permasalahan dasar.
  2. Deskriptif tujuan utama riset adalah untuk menggambarkan sesuatu
  3. Kausal tujuan utama riset adalah untuk membuktikan hubungan sebab akibat atau hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi dari variabel-variabel yang diteliti

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian


3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian untuk penelitian ini adalah PT Bursa Efek Indonesia yang beralamat di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190 selaku pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek.


3.2 Data / Variabel yang Digunakan

Data variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kurs Dollar US, Poundsterling Inggris, dan Franc Swiss yang merupakan variabel bebas / variabel yang mempengaruhi (x ) yaitu : kurs US Dollar ( b1x1), kurs Poundsterling Inggris ( b2x2), dan kurs Franc Swiss ( b3x3). Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) merupakan variabel terikat / variabel yang dipengaruhi ( y ).

3.3 Metode Pengambilan Data / Variabel

Metode Data Sekunder
Penulis memperoleh data melalui kegiatan studi pustaka di Bursa Efek Indonesia( BEI ) , mengambil data melalui internet dengan alamat www.idx.co.id serta dari surat kabar yang terbit pada tanggal-tanggal yang bersangkutan dan dari buku-buku yang ada kaitannya dengan penulisan ini.

Abstraksi Penelitian Ilmiah

ABSTRAKSI

Rifky Gusma., 20206822

ANALISIS PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING ( US DOLLAR, POUNDSTERLING INGGRIS, DAN FRANC SWISS ) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN ( IHSG ) DI BURSA EFEK INDONESIA

P.I Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2010

Kata kunci : Harga IHSG, Serta Kurs Jual, dan Beli Mata Uang US Dollar, Poundsterling dan Franc Swiss terhadap Rupiah.

(x + 55 + 4 )

Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga mengandung resiko. Besar kecilnya resiko di pasar modal sangat di pengaruhi oleh keadaan negara khususnya di bidang ekonomi, politik dan sosial. Salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham adalah nilai tukar kurs. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nilai kurs Dollar AS, Poundsterling Inggris dan Franc Swiss terhadap naik turunnya Indeks Harga Saham Gabungan.

Dalam penulisan ilmiah ini Penulis bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan dan pengaruh dari fluktuasi kurs valuta asing terhadap IHSG yang juga berfluktuasi. Penulis menggunakan data IHSG dan nilai jual kurs US Dollar, Poundsterling dan Franc Swiss terhadpa Rupiah mulai tanggal 1 Juni 2009 sampai 5 Juni 2009. Metode yang digunakan adalah Metode Regresi Linier Berganda dengan menggunakan SPSS. Berdasarkan perhitungan dengan metode Regresi Linier Berganda dapat diketahui kurs jual model 1 Y = 5663,860 - 0,425X1 – 0,009X2 + 0,091X3, dengan analisis Koefisien Korelasi didapat r = 1 dan analisis Koefisien Determinasi r2 = 1 atau 100%. Untuk Kurs Beli didapat Y = 5667,688 – 0,430X1 – 0,009X2 + 0,093X3, dengan analisis Koefisien Korelasi didapat r = 1 dan analisis Koefisien Determinasi r2 = 1 atau 100%.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa nilai kurs Dollar AS, Poundsterling Inggris dan Franc Swiss berpengaruh tehadap Indeks Harga Saham Gabungan. Ketiga variabel independen tersebut, kurs Dollar AS, Poundsterling Inggris dan Franc Swisss adalah Variabel dominan yang mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan.

Daftar pustaka ( 2001 – 2006 )

Kamis, 06 Mei 2010

FALSAFAH PERUSAHAAN

prinsip yang dipegang oleh perusahaan didalam menjalankan roda bisnis yang kemudian dijadikan acuan untuk membangun perusahaanya, itu yang dinamakan falsafah perusahaan.
Sebagai perusahaan publik, Bentoel Group selalu berkomitmen penuh untuk menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan pada setiap aspek bisnis di semua jajaran Perseroan. Penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG) bertujuan agar organ Perseroan dalam menjalankan tugasnya yang senantiasa dilandasi dengan nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap perundang-undangan yang berlaku.
Beberapa hal penting terkait dengan implementasi praktik GCG adalah telah diselesaikannya penyusunan Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang bertujuan untuk mendorong pengelolaan perusahaan secara profesional, transparan dan efisien melalui pemberdayaan fungsi dan peningkatan kemandirian organ Perseroan. Selain hal tersebut Perseroan juga telah melaksanakan penilaian mandiri (self assessment) terhadap pelaksanaan GCG pada tahun berjalan dengan hasil baik.

VISI DAN MISI PERUSAHAAN BENTOEL GROUP

MENGAPA VISI dan MISI PERUSAHAAN ITU ?

Visi adalah apa yang perusahaan inginkan di masa depan. Visi dapat memberikan aspirasi dan motivasi disamping memberikan panduan atau rambu-rambu dalam menyusun strategi. Sedangkan misi mengandung tujuan pokok perusahaan, dan misi juga merupakan visi dari si pendiri perusahaan. Misi
perusahaan adalah sebuah ekspresi dari ambisi untuk mengembangkan perusahaan.

Pernyataan misi yang efektif adalah mendefinisikan bisnis dari tiap group kecil dalam organisasi. Pernyataan tersebut akan membuat para karyawan lebih mengerti mengenai tujuan mereka. Sebagai contoh, satu group mungkin menjual aplikasi kepada klien, yang lain mungkin menjual logical data modeling kepada pengembang aplikasi.


Misi sangat membantu dalam mengembangkan perusahaan, diantaranya :
1. Memberikan arah
2. Memfokuskan langkah – langkah yang akan diambil
3. Objektif, targets dan program perusahaan dirancang berdasarkan misi yang sudah dibentuk
4. Membantu karyawan – karyawan pada tingkat apapun untuk mengerti arah mana yang harus diambil atau melangkah
5. Membimbing aksi dalam berbagai tingkat
6. Membantu mencegah karyawan agar tidak salah melangkah

Pernyataan visi yang efektif adalah menggambarkan secara jelas gambaran dari perusahaan yang ingin dikembangkan. Visi digunakan sebagai pemandu untuk merubah hal – hal yang berhubungan dengan perusahaan. Visi menjelaskan pada karyawan kemana kita akan menuju. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas kemana kita akan melangkah, contoh pernyataan visi yang efektif adalah “Jika kita ingin bersaing pada taraf internasional, perusahaan ini diharapkan untuk …….”
Pada area yang kosong dapat digunakan untuk menggambarkan detail – detailnya.


Karakteristik Visi dan Misi Yang Strategis

Menentukan visi dan misi tidaklah sembarang. Kita tahu bahwa visi dan misi sangat menentukan arah perjalanan sebuah perusahaan. Maka dari itu untuk menentukan visi dan misi tidak boleh “asal jadi”. Sedikit saja salah dalam menentukan visi maupun misi maka arah perusahaan akan bergerak tidak sesuai
dengan keinginan kita.

Ada beberapa strategi dalam menentukan visi, yaitu :
1. Mengidentifikasikan aktivitas perusahaan berdasarkan impian yang ingin dikejar
2. Menetapkan arah yang jauh ke depan (pandangan masa depan)
3. Menyediakan gambaran besar yang menggambarkan siapa "kita", apa
yang "kita" lakukan, dan kemana "kita" mengarah
Sedangkan strategi dalam membentuk misi adalah :
1. Menetapkan perusahaan menjadi bagian – bagian yang kecil
2. Membangun rasa yang kuat terhadap identitas perusahaan dan tujuan bisnis
Seorang pemimipin yang strategis akan selalu mulai dengan :
1. Konsep yang harus dan tidak harus dilakukan oleh perusahaan
2. Visi ke mana perusahaan akan melangkah

Pada perusahaan bentoel group
Visi, Misi, Nilai Perusahaan dan Strategi Korporasi merupakan komponen dari The Winning Formula (TWF) yang disusun berdasarkan cetak biru perusahaan yaitu Bentoel Strategic Scenario (BSS). BSS merupakan landasan dalam menyusun rencana jangka panjang, jangka menengah maupun jangka pendek supaya rencana dan pelaksanaannya dapat berjalan secara terarah dan berkesinambungan.

Visi
Menjadi perusahaan besar yang terpandang, menguntungkan dan memiliki peran dominan dalam industri rokok domestik.
Misi
Menyediakan produk-produk inovatif bermutu tinggi yang memenuhi, bahkan melebihi harapan konsumen sekaligus memberikan manfaat bagi semua Stakeholder.

Strategi Korporasi
- Membangun kompetensi SDM
- Mendisain ulang dan mentransformasi bisnis
- Mendorong kualitas ke seluruh organisasi
- Mengembangkan portofolio produk untuk memenuhi kebutuhan pasar
- Meningkatkan perolehan keuntungan

Dalam rangka mewujudkan visi, misi dan nilai-nilai perusahaan melalui strategi perusahaan yang telah ditetapkan, setiap individu Perseroan dituntut untuk dapat melakukan perubahan pola pikir di dalam melihat bisnis Perseroan secara keseluruhan. Oleh karena itu Paradigma Bisnis Baru (New Business Paradigm) sebagai pola dasar bagi seluruh karyawan di dalam melakukan perubahan-perubahan pola pikir telah ditetapkan untuk memberikan acuan yang sama bagi seluruh karyawan.
Implementasi dari TWF dan New Business Paradigm diwujudkan menjadi The Business Success Model (BSM) yang terdiri dari 3 elemen yaitu Key Performance Targets, Strategic Indicators & Strategic
Target Initiatives, dimana ketiga elemen inilah yang dipergunakan untuk menyusun Sasaran Opersional Tahunan Perseroan yang selanjutnya diuraikan di dalam kesepakatan karya (KK) setiap karyawan Perseroan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.

sumber : http://id.shvoong.com/business-management

http://bentoel.co.id